Salam sahabat-sahabat yang dikasihi
Ketika kawan-kawan sedang merasai ketenangan dan kerinduan bumi Malaysia, ya...saya masih di sini, Perth. Ketika menulis blog ini, saya masih lagi menghirup suam-suam udara Perth bersama dua orang lagi housemates tersayang.
Sudah lama blog ini terbiar dengan 'habuk' yang tebal. Maaf, exam sudah lama berlalu. Cuma, masa lebih tertumpu ke arah hal dunia yang lain. Maklumlah...Perth secara tersurat, tidaklah sesibuk kota-kota lain. Tapi secara tersirat..ia tetap sibuk. Jika tidak sibuk, tugas kita untuk sibuk-sibukkan agar masyarakatnya tidak tidur seperti KOALA.
Well...I was planning to continue my writing once my final exam ends. O..yeah! trust me. I got some ideas in my mind before. But yeah...it's gone! ;p
Ok, back to the topic. Y.A.K.I.N
Lbeih kurang seminggu lagi, keputusan peperiksaan akan keluar. FINAL EXAM! Keputusan yang menentukan sama ada saya akan 'grad' bulan Februari atau September. Oh..september?? But...why?? Don't worry. I had the same question before. =)
Laporan terbaru CBS (Curtin Business School) : Apa-apa supplimentary/deferred exams akan bermula pada 9 february 2011. A day after graduation day! Jadi, jika ditakdirkan Allah saya kena supp paper, maka saya tidak boleh grad sekali dengan kawan-kawan pada bulan Februari tapi akan ditunda bulan September. Takut! ya...tapi saya kena belajar untuk menerima kenyataan.
Dan sesungguhnya, perasaan TAKUT itu memuncak tinggi apabila mengetahui 'geng-geng' saya di NZ dan Australia sudah menerima keputusan mereka dan layak untuk grad. Alhamdulillah! saya tumpang gembira untuk mereka! (^^)
tapi hakikatnya, hati manusia itu berbola-balik. Berbolak-balik dimaksudkan di sini ialah hati yang ragu-ragu akan keupayaan diri atau dengan kata lain hilang keyakinan.
Yes! I've lost my own confidence.
Terasa diri ini makin kerdil. Semakin hari semakin dekat, semakin kacau-bilau ketenangan saya.
Apabila berborak dengan orang lain tentang isu ketidakyakinan saya ini, beribu keyakinan orang terhadap saya. Pelik kan?
Ketika diri sendiri tidak yakin akan keupayaan diri, orang lain yang yakin kepada kita.
Ya...ketika dunia meyakinimu, bagaimana bisa kamu tidak yakin akan diri sendiri?
dan yang paling penting, yakinlah dengan keputusan Allah yang ditetapkan untuk diri kita. Malulah ketika diri sibuk menguatkan orang lain, ketika diri sibuk berbicara tentang wajibnya percaya akan Allah, diri kita sendiri hilang keyakinan akan kuasa Tuhan??? Kita patut malu tentang itu. Malu kerana perkara dunia buat kita lupa akan keyakinan kita pada Tuhan.
Saya perlu ingat kembali, bagaimana Allah memujuk hamba-hambaNya supaya TIDAK PUTUS ASA, YAKIN dengan janji Allah. Dan perlu saya ingat, berapa kali Allah tekankan tentang konsep tawakal untuk orang-orang yang beriman? ya Allah, jauhkanlah kami dari sikap yang berbicara tentang tawakal sedang hati tidak ikhlas untuk bertawakal dan redha. Semoga hari ini dan hari seterusnya, ada peluang untuk saya belajar untuk lebih redha dan mengikhlaskan hati. Segan saya dengan Allah kalau saya tidak ikhlas dan redha. Saya mesti yakin dengan janji Tuhan :)
7 days more. I am waiting for you, Mr Result. (^^)
Wednesday, December 8, 2010
Thursday, October 14, 2010
Nak Jadi Pensel ke Pemadam?
Pencil: I'm sorry
Eraser: For what? You didn't do anything wrong.
...
Pencil: I'm sorry cos you get hurt bcos of me. Whenever I made a mistake, you're always there to erase it. But as you make my mistakes vanish, you lose a part of yourself. You get smaller and smaller each time.
Eraser: That's true. But I don't really mind. You see, I was made to do this. I was made to help you whenever you do something wrong. Even though one day, I know I'll be gone and you'll replace me with a new one, I'm actually happy with my job. So please, stop worrying. I hate seeing you sad :)
p/s: copied from someone
Oh, im looking forward to create one article based on this 'cute' conversation,InsyaAllah, ONE DAY!! (^____^)
Eraser: For what? You didn't do anything wrong.
...
Pencil: I'm sorry cos you get hurt bcos of me. Whenever I made a mistake, you're always there to erase it. But as you make my mistakes vanish, you lose a part of yourself. You get smaller and smaller each time.
Eraser: That's true. But I don't really mind. You see, I was made to do this. I was made to help you whenever you do something wrong. Even though one day, I know I'll be gone and you'll replace me with a new one, I'm actually happy with my job. So please, stop worrying. I hate seeing you sad :)
p/s: copied from someone
Oh, im looking forward to create one article based on this 'cute' conversation,InsyaAllah, ONE DAY!! (^____^)
Saturday, October 9, 2010
Setelah setahun tanpa sajak
Dunia Ini
Dunia ini,
yang kau cinta akan hilang ditelan kuasa Sang Pencipta
Alam ini,
yang kau nikmati akan musnah kepada serpihan merata
Bangunan ini,
Yang kau reka, yang kau mengaku hebat dan raksasa
setinggi mana pun ia mencakar langit, seunik manapun bentuk dan fungsi
se Gah manapun bahan yang diguna
semuanya akan juga tunduk sujud menjadi sisa
Manusia ini,
Keluarga, anak-anak atau kekasih
yang kau puja dan setia, akan hilang tanpa ‘sayonara’
Lautan, pantai dan sungai ini,
yang kau rindui bayu tenangnya
yang kau puji gulungan ombaknya
yang kau hayati biru atau hijau warna sucinya
akan bangun dengan kegagahan
menelan mu semuanya
Tanah ini,
yang pernah kau anggap rata
yang selalu menjadi alas pijak mu
yang sentiasa di bawahmu
Akan turut bangun mengunyah mu semuanya
Semuanya tunduk pada kuasa Nya
Dunia ini,
apa sahaja isinya akan pecah dan bebas menjadi debu
Kau, Aku dan Kita
yang pernah,sedang dan mungkin akan mendiaminya
semuanya akan pulang menghadap Sang Pencipta
Sedarilah kau yang bernama,
Bahawa Dunia ,Alam, Manusia, bahkan segala benda
Memang bukan milik kita
Dunia ini,
yang kau cinta akan hilang ditelan kuasa Sang Pencipta
Alam ini,
yang kau nikmati akan musnah kepada serpihan merata
Bangunan ini,
Yang kau reka, yang kau mengaku hebat dan raksasa
setinggi mana pun ia mencakar langit, seunik manapun bentuk dan fungsi
se Gah manapun bahan yang diguna
semuanya akan juga tunduk sujud menjadi sisa
Manusia ini,
Keluarga, anak-anak atau kekasih
yang kau puja dan setia, akan hilang tanpa ‘sayonara’
Lautan, pantai dan sungai ini,
yang kau rindui bayu tenangnya
yang kau puji gulungan ombaknya
yang kau hayati biru atau hijau warna sucinya
akan bangun dengan kegagahan
menelan mu semuanya
Tanah ini,
yang pernah kau anggap rata
yang selalu menjadi alas pijak mu
yang sentiasa di bawahmu
Akan turut bangun mengunyah mu semuanya
Semuanya tunduk pada kuasa Nya
Dunia ini,
apa sahaja isinya akan pecah dan bebas menjadi debu
Kau, Aku dan Kita
yang pernah,sedang dan mungkin akan mendiaminya
semuanya akan pulang menghadap Sang Pencipta
Sedarilah kau yang bernama,
Bahawa Dunia ,Alam, Manusia, bahkan segala benda
Memang bukan milik kita
Friday, July 30, 2010
Sunday, July 11, 2010
The.Results
AllahuAkbar!
Hari ni, resah, serba tak kena. dari sebelum mata terpejam hingga celik semula, tetap resah!Apakah yang akan berlaku ya Allah..
I'm counting the time...
Ya Allah, aku mohon sangat2, moga masih ada peluang untukku.
Ada beberapa possibilities;
Jika email uni keluar awal---> Supp. paper
Jika tak dapat email uni awal, result keluar on 14 July--->Lulus atau tidak. Nauzubillah...doaku semuanya lulus. Allahu Allah~
Akan terus aku tawakal, tawakal dan tawakal padaMu. Mohon agar Kau berikan kekuatan. Ameen...
Lihat dari luaran, Yes!I'm happy with thousands of smiles on my face. Tapi hakikatnya, Allah saja yang tahu. Cuba menghilangkan resah dengan membuat Kek Kukus Jagung (Alhamdulillah, luaran nampak cantik tapi tawar sedikit). Tapi, kemudian sang resah datang balik. Allahu Allah~
Air mata laju mengalir pada setiap sujud di rakaat akhir. Mengharapkan yang terbaik dari Nya.
tak mampu nak berselindung, Wahai Tuhan yang Maha Mengetahui!
Resah dengan results, resah dengan keputusan uni. Moga resahku ini biar berpada kerana sepatutnya 'portion' resahku lebih besar pada Nya, lebih besar pada Hari Perjumpaan, lebih besar pada Final Exam Akhirat di mana tiada '10 minutes reading time'!
Allahu Allah..moga resah fitrahku ni kena pada tempat dan tidak melebihi resah seorang hamba.
Tawakal..tawakal...dan terus tawakal! Ujian itu tarbiyah..tarbiyah yang mampu menyentuh hati. InsyaAllah!
Doa Terkena Musibah:
إِنَّا لِلَّھِ وَإِنَّا إِلَیْھِ رَاجِعُوْنَ اللَّھُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِیْبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَیْراً مِنْھَا
“Sesungguhnya kita milik Allah, dan kita akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala atas musibah yang menimpaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim)
Hari ni, resah, serba tak kena. dari sebelum mata terpejam hingga celik semula, tetap resah!Apakah yang akan berlaku ya Allah..
I'm counting the time...
Ya Allah, aku mohon sangat2, moga masih ada peluang untukku.
Ada beberapa possibilities;
Jika email uni keluar awal---> Supp. paper
Jika tak dapat email uni awal, result keluar on 14 July--->Lulus atau tidak. Nauzubillah...doaku semuanya lulus. Allahu Allah~
Akan terus aku tawakal, tawakal dan tawakal padaMu. Mohon agar Kau berikan kekuatan. Ameen...
Lihat dari luaran, Yes!I'm happy with thousands of smiles on my face. Tapi hakikatnya, Allah saja yang tahu. Cuba menghilangkan resah dengan membuat Kek Kukus Jagung (Alhamdulillah, luaran nampak cantik tapi tawar sedikit). Tapi, kemudian sang resah datang balik. Allahu Allah~
Air mata laju mengalir pada setiap sujud di rakaat akhir. Mengharapkan yang terbaik dari Nya.
tak mampu nak berselindung, Wahai Tuhan yang Maha Mengetahui!
Resah dengan results, resah dengan keputusan uni. Moga resahku ini biar berpada kerana sepatutnya 'portion' resahku lebih besar pada Nya, lebih besar pada Hari Perjumpaan, lebih besar pada Final Exam Akhirat di mana tiada '10 minutes reading time'!
Allahu Allah..moga resah fitrahku ni kena pada tempat dan tidak melebihi resah seorang hamba.
Tawakal..tawakal...dan terus tawakal! Ujian itu tarbiyah..tarbiyah yang mampu menyentuh hati. InsyaAllah!
Doa Terkena Musibah:
إِنَّا لِلَّھِ وَإِنَّا إِلَیْھِ رَاجِعُوْنَ اللَّھُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِیْبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَیْراً مِنْھَا
“Sesungguhnya kita milik Allah, dan kita akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala atas musibah yang menimpaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim)
Saturday, July 10, 2010
Hati tertinggal di Kota Sydney 2010 [part 2]
Back to SPA thingy;
Benarlah...hatiku tertinggal di Sydney. InsyaAllah, till next time. Moga lambaianku ke Kota Sydney bukan yang terakhir...
Perjalananku bermula seawal pagi ke Hotel Shang ri-La berdekatan Circular Quay benar-benar mendebarkan. Namun, sahabat2 sentiasa di sisi, tak putus-putus menyuruhku bertenang dan bersabar. Raut wajah memang nampak tenang. tapi hati ni...Allahu Allah! Alhamdulillah, setelah berpusing dan merayau sekitar, akhirnya tiba di Shang ri-La Hotel. Megah sungguh berdiri hotel ni. Anggun dan mewah.
'Ouh, interview di sini? Biar betul..Mahal ni!', aku meneka.
Sampai di lobi, Ukie dan Izul tersenyum. Hampir setahun kami tidak ketemu. =] Kami menunggu dengan separuh tenang. Sempat kami mengomel lama di lobi mengenangkan masa Melayu. Allahu Allah~
Dang~giliranku yang kedua selepas Izulman,. Sempat Cik Isabella menerangkan kami serba sedikit tentang JPA vs SPA dan juga PTD.
'Bunyi kerjaya yang mencabar', getus hati. Dimaklumkan, Australia adalah antara negara yang terpilih oleh SPA pada tahun ini sebaris dengan New Zealand, Russia dan UK.
'Lucky me!', kata hati. Begitulah sangkaan ku yang pertama. Namun, setelah diasak dengan soalan2 yang aku sendiri kadang kala sukar faham, buatku mengeluh hari ini. Sempat aku bilang, berapa patah terms yang sukar ku fahami. Entahla...labu! It takes me approximately half an hour to finish my session. Alhamdulillah...berakhir sudah.
Hari ku (1 Julai 2010) di sambung dengan merayau sekitar Opera House, Harbour Bridge dan suatu tempat yang sukar diingat namanya =]. Sempatku bermuhasabah diri, melemparkan mataku dan hatiku ke Harbour Bridge.
'Indah sungguh!', kata hati.
Walau ku mengaku sekitarku sesak dengan manusia, sejujurnya hatiku tenang di sana. Melihat ragam manusia dan muhasabah kembali kepada diri ini.
'Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur [Al-A'raf: 10].
Alhamdulillah!Syukur sangat2 pada Mu Ya Rabb, kerana dengan keizinanMu dapat aku menghayati keindahan nikmatMu di muka bumi ini.
'Uh, walau di sisiku tergantung Canon 400D, tidak dapat merakam keindahan sekitar Harbour Bridge dan Opera House ini', sapa hati.
Kali kedua ku di Sydney, tak pernah rasa sepi. Alhamdulillah =]. Pengalamanku di Sydney untuk kali kedua ini, sangat2 berharga. Bukan bermaksud, kenangan yang lepas tidak berharga. Bukan! Cuma kali ini, semakin manis rasanya =). Alhamdulillah! Hatiku tertinggal di Sydney...
Teringat kembali sewaktu perjalanan pulang dari Sydney ke Perth. Sudahlah kecewa amat bila mengenangkan kedai Krispy Kreme di airport tidak dibuka seawal pagi. Gegaran lama yang kami alami buatku fobia. Astaghfirullah! Jangankan kempunan Krispy Kreme Original Glazae. Allahu Allah~Masih terngiang-ngiang.Flight yang kami naiki, Virgin Blue gegar selama lebih 1 jam. SubhanaAllah! Perasaanku tidak dapat digambarkan. Yang nyata, hampir kering mulut ni mengucap dan berselawat kerana takut terhempas.
'Ya Allah, masih sempatkah aku meminta maaf kepada kedua orang tua ku, keluarga dan sahabat2?', ujar hati ku masa itu.
Yang pasti lagi, tanganku memegang lama di tepi kerusi. Diam. dan tidak bercakap. Hanya fikir, adakah sudah sampai masa Allah menarik semula nyawaku. Sempatku jeling pramugari yang hanya tersenyum sambil berdiri.
'Ah, kasihan mereka. Tuhan saja yang tahu dalam hati mereka', getus hati. Tapi, mereka sentiasa senyum bagi mengelakkan kerutan ketakutan di dahi masing2. Penumpang yang lain, fikirku, cuba 'cool and steady'. Masing-masing duduk dan diam. Cuba menyelami geseran2 angin di luar. Strong wind. Pilot dan anak=anak kapal pula tak henti-henti dua tiga kali cuba membuat kami, penumpang bertenang.
'Kalaulah flight ini terhempas, entah berapa kerat amalku yang boleh ku bawa sekali ke matiku. Allahu akbar!', hati sayu.
'Argh..lepas ni, dah tak nak naik flight lagi! Naik kapal balik Malaysia pun aku sanggup!', jerit hati. Masih terngiang2 ayat yang ku sebut dalam hati. Bila dikenang kembali., ayie..ayie.. Dasyat sungguh kata2 hatimu. Bukan sekali dua naik flight, malah setahun berkali-kali. =D
'Jika cerita pada ayah, makin takut Ayah nak naik flight', fikir ku nakal.
Alhamdulillah...umurku masih panjang. Jika tidak, pasti tak dapat ku coretkan di sini. =]
Syukur, Allah beri peluang lagi untuk membuat amalan kebaikan. InsyaAllah!!! Thank you, Allah! Setiap kali bermusafir, akan ku tinggalkan hati ku di sana, pada setiap daerah yang ku lawati agar ia terus bersemadi di hati. InsyaAllah..
Benarlah...hatiku tertinggal di Sydney. InsyaAllah, till next time. Moga lambaianku ke Kota Sydney bukan yang terakhir...
p/s: Teringat lirik Musafir Kelana (Raihan):
-"Marilah bermusafir, laksanakan tuntutan jiwa.
Bermusafir, berkelana..Kenallah Tuhan Maha Pencipta..."
Wednesday, July 7, 2010
Hati tertinggal di Kota Sydney [2010]
Alhamdulillah, selamat mendarat di bumi Perth. sangat kesal kerana terlajak tidur entah berapa jam. tanpa mimpi! Berderet missed calls dan messages menanti tanpa balas. MasyaAllah, maafkan aku Tuhan kerana dek kepenatan itu aku terpaksa men qada'kan solat. hanya Kau yang tahu...
Sydney.
'Kota yang sesak lagi menyesakkan', teringat status seorang sahabat. Urm, ada benarnya. Memang sesak dan ada life!Hidup tanpa mati. Ia mungkin kadang kala menyesakkan mata dan kepala. tapi dengan langkah kali ini, Sydney 2010 bagiku; 'Ya, ia sesak. tapi tidak menyesakkan malah menyenangkan..'Alhamdulillah. Pertemuan dengan sedara2 dan sahabat2 amat bermakna. Kali pertama ke Sydney adalah pada 2008. Kali ini, winter 2010 menjadi saksi kedatangan ku ke Sydney dengan niat berpaksikan Tuhan. InsyaAllah!
Jika dulu Malaysia Hall menjadi tempat ku untuk bermalam, kini Macquarie menjadi pilihan.
Sydney Aiport yang moden bertambah canggih dengan 'train station' terbentang di hadapan airport.
'ticket to Macquarie please', pinta ku.
'It's $16.40', ujar staff di situ.
'Gulpp...!', cuba menelan air liur.
'Is it for one-way?', soalku tak puas hati.
'Yeah! do you have concession?', soalnya kembali. Aku kembali tersenyum sambil meraba dompet mencari Uni card.
'Ouh, sory. There's no concession sticker. You have to pay at full rate. Well, you can get $10 if you have the sticker', katanya sambil tersengih. Allah...hanya mampu tersenyum.
'Perth oh Perth. Tiba-tiba rindu padamu sebab berjaya memanjakan kami dengan pelbagai concessions', kata hati.
Sungguhpun terkejut dengan harga, aku puas hati dengan train nya. tak sesak. Bersih. Berbaloi juga. tidak mampu terlena sepanjang perjalanan. Mata tidak puas memandang ke luar. Tiba di Central, mencari Platform 16 (jika tak silap) terus ke Macquarie dengan luggage 20 kg sedia menemani. Mata terus hidup mengamati pekat malamnya kota Sydney.
Macquarie.
Boleh tahan cantik!tidak sesesak city of Sydney. terasa seperti berjalan di Christchurch pula. [baca: catatan di Bumi New Zealand]. Hampir sejam perjalanan, kesejukan malam menjadi saksi pertemuanku dengan sahabat2 Macquarie. Alhamdulillah!sapaan dan pelukan hangat. Alhamdulillah!akhirnya, bertemu kami di sini. Di Macquarie sempat singgah di Macquarie Central dan sempat membeli sehelai baju merah dengan harga $12.95. Lucky me! 2 hari di Macquarie mengajarku, pengenalan ukhwah yang indah. Terbayang mereka yang bersusah payah menjemput dan melayan kerenahku. 'Alhamdulillah...', ucap hati.
Ah, hati tertinggal di kota Sydney.
SPA interview: what is SPA stands for? .......to be continued. insyaAllah!
Sydney.
'Kota yang sesak lagi menyesakkan', teringat status seorang sahabat. Urm, ada benarnya. Memang sesak dan ada life!Hidup tanpa mati. Ia mungkin kadang kala menyesakkan mata dan kepala. tapi dengan langkah kali ini, Sydney 2010 bagiku; 'Ya, ia sesak. tapi tidak menyesakkan malah menyenangkan..'Alhamdulillah. Pertemuan dengan sedara2 dan sahabat2 amat bermakna. Kali pertama ke Sydney adalah pada 2008. Kali ini, winter 2010 menjadi saksi kedatangan ku ke Sydney dengan niat berpaksikan Tuhan. InsyaAllah!
Jika dulu Malaysia Hall menjadi tempat ku untuk bermalam, kini Macquarie menjadi pilihan.
Sydney Aiport yang moden bertambah canggih dengan 'train station' terbentang di hadapan airport.
'ticket to Macquarie please', pinta ku.
'It's $16.40', ujar staff di situ.
'Gulpp...!', cuba menelan air liur.
'Is it for one-way?', soalku tak puas hati.
'Yeah! do you have concession?', soalnya kembali. Aku kembali tersenyum sambil meraba dompet mencari Uni card.
'Ouh, sory. There's no concession sticker. You have to pay at full rate. Well, you can get $10 if you have the sticker', katanya sambil tersengih. Allah...hanya mampu tersenyum.
'Perth oh Perth. Tiba-tiba rindu padamu sebab berjaya memanjakan kami dengan pelbagai concessions', kata hati.
Sungguhpun terkejut dengan harga, aku puas hati dengan train nya. tak sesak. Bersih. Berbaloi juga. tidak mampu terlena sepanjang perjalanan. Mata tidak puas memandang ke luar. Tiba di Central, mencari Platform 16 (jika tak silap) terus ke Macquarie dengan luggage 20 kg sedia menemani. Mata terus hidup mengamati pekat malamnya kota Sydney.
Macquarie.
Boleh tahan cantik!tidak sesesak city of Sydney. terasa seperti berjalan di Christchurch pula. [baca: catatan di Bumi New Zealand]. Hampir sejam perjalanan, kesejukan malam menjadi saksi pertemuanku dengan sahabat2 Macquarie. Alhamdulillah!sapaan dan pelukan hangat. Alhamdulillah!akhirnya, bertemu kami di sini. Di Macquarie sempat singgah di Macquarie Central dan sempat membeli sehelai baju merah dengan harga $12.95. Lucky me! 2 hari di Macquarie mengajarku, pengenalan ukhwah yang indah. Terbayang mereka yang bersusah payah menjemput dan melayan kerenahku. 'Alhamdulillah...', ucap hati.
Ah, hati tertinggal di kota Sydney.
SPA interview: what is SPA stands for? .......to be continued. insyaAllah!
Monday, March 29, 2010
Interview, Bottle Shop and The Red Wine?
Alhamdulillah..
dapat menulis setelah berminggu menghilang. Sungguh, I'm lost!kurang istiqamah sungguh.=p
Allahu Allah..kejap sungguh masa berlalu. kelip2 mata, hari ni sudah hari ke 3 cuti. Yes, we are having 2 weeks of uni break. Alhamdulillah! A break with lots of projects. MasyaAllah...
What happened to the Interview?
Hee...well, I just finished my interview with company. Let's make it clear..I have conducted an interview with a Managing Director for Classic Contractors; Mark Stewart. Alhamdulillah, in a group of 4, we as a team (great team i guess) finally arranged it pretty well. It went smoothly. Thank you Allah~ We recorded it. Besides, I took my position to be as photographer during that time. We took picture together with the interviewee and with his awards as well. Nice person! I could not imagine myself had interview with one of the most important poeple for the industry/business. Alhamdulillah! I can say...there's lack of process or procedures compared to Malaysia. Surprisingly, he offered us to email him personally if we find it necessary. No specific requirements or rules. The thumb rules are : Honesty and relax... ;)
Oh yeah, one more thing. We went to a Bottle Shop in Karawara to buy a wine before the interview session. To be honest, I was trying not to be part of it. I did not contribute any dollars or have any shares in buying the wine. They chose Red Wine, one of the most popular type of wines in Australia. Somehow, it reminds me of Margaret River...Ok, back to the topic. What i did was I bought a box of Whittakers chocolate as a replacement and tied it up with ribbons (what a classic chocolate and my favourite. ;) ). I prepared it last night before we went out for interview.
I'm kinda regret because I did not tell them why i did not pay for the wine. We were quite busy finding way to Willeton (the location of Classic Contractors). I'm planning to tell them the reason. Yeah, I remembered!When one of the team members asked me what type of wine we should buy, I'm just said 'Oh, sorry! I don't drink' ...Uh, I should tell them earlier. But, its alright. It's done! I'll talk to them. I hope they can understand and respect my stands. InsyaAllah!
I'm surprised- That was the first time I went into Bottle Shop! =). Well, this is an example of the emergency cases which needs us to be more prepared and stick to our stand. Do not show Islam is hard to apply but show to the world; we can be creative in Islam and we are proud to be Muslims. InsyaAllah..once you help Islam, Allah will help you. One more thing; respect each other. If you do not want something that gives impact to our Islamic stands and values, avoid it by being a creative person. This is the chance to test your skills and creativity. Don't reject it badly! Once you respect other people, they will respect you. Just be yourself according to Islam. ;) InsyaAllah...
Alright. That's all for today. Together we learn. InsyaAllah...=)
dapat menulis setelah berminggu menghilang. Sungguh, I'm lost!kurang istiqamah sungguh.=p
Allahu Allah..kejap sungguh masa berlalu. kelip2 mata, hari ni sudah hari ke 3 cuti. Yes, we are having 2 weeks of uni break. Alhamdulillah! A break with lots of projects. MasyaAllah...
What happened to the Interview?
Hee...well, I just finished my interview with company. Let's make it clear..I have conducted an interview with a Managing Director for Classic Contractors; Mark Stewart. Alhamdulillah, in a group of 4, we as a team (great team i guess) finally arranged it pretty well. It went smoothly. Thank you Allah~ We recorded it. Besides, I took my position to be as photographer during that time. We took picture together with the interviewee and with his awards as well. Nice person! I could not imagine myself had interview with one of the most important poeple for the industry/business. Alhamdulillah! I can say...there's lack of process or procedures compared to Malaysia. Surprisingly, he offered us to email him personally if we find it necessary. No specific requirements or rules. The thumb rules are : Honesty and relax... ;)
Oh yeah, one more thing. We went to a Bottle Shop in Karawara to buy a wine before the interview session. To be honest, I was trying not to be part of it. I did not contribute any dollars or have any shares in buying the wine. They chose Red Wine, one of the most popular type of wines in Australia. Somehow, it reminds me of Margaret River...Ok, back to the topic. What i did was I bought a box of Whittakers chocolate as a replacement and tied it up with ribbons (what a classic chocolate and my favourite. ;) ). I prepared it last night before we went out for interview.
I'm kinda regret because I did not tell them why i did not pay for the wine. We were quite busy finding way to Willeton (the location of Classic Contractors). I'm planning to tell them the reason. Yeah, I remembered!When one of the team members asked me what type of wine we should buy, I'm just said 'Oh, sorry! I don't drink' ...Uh, I should tell them earlier. But, its alright. It's done! I'll talk to them. I hope they can understand and respect my stands. InsyaAllah!
I'm surprised- That was the first time I went into Bottle Shop! =). Well, this is an example of the emergency cases which needs us to be more prepared and stick to our stand. Do not show Islam is hard to apply but show to the world; we can be creative in Islam and we are proud to be Muslims. InsyaAllah..once you help Islam, Allah will help you. One more thing; respect each other. If you do not want something that gives impact to our Islamic stands and values, avoid it by being a creative person. This is the chance to test your skills and creativity. Don't reject it badly! Once you respect other people, they will respect you. Just be yourself according to Islam. ;) InsyaAllah...
Alright. That's all for today. Together we learn. InsyaAllah...=)
Tuesday, March 16, 2010
A Note to Remember...3
Allah...Jangan hidupkan rasa benciku pada saudara seagamaku
tanamkan rasa rindu pada sahabat seperjuanganku
rasa cinta pada jalanMu ...
jangan Kau hadirkan sepi dalam hidupku, dalam mimpiku ...
(Ayie Nazahie 2010)
Friday, February 26, 2010
Nak menangis pun ada...
"Alangkah teringinnya di hatiku andai aku berpeluang bertemu dengan saudara-saudaraku," ujar Rasulullah sallallaahu 'alayhi wa sallam.
Suasana hening di pinggiran perkuburan al-Baqi'. Merenung tempat semadi para mukminin yang telah pergi, dan pasti Baginda juga akan menyertai mereka, seperti kita semua.
"Bukankah kami ini juga saudara-saudaramu wahai utusan Allah?" para sahabat melontarkan soalan.
Persoalan.
Jika Nabi sallallaahu 'alayhi wa sallam merindukan saudara-saudaranya, apakah ada saudara yang lain selain mereka, para sahabat?
"Kalian adalah sahabatku. Ada pun saudara-saudaraku yang kumaksudkan, mereka adalah orang-orang beriman yang belum ada!" jawab Rasulullah sallallaahu 'alayhi wa sallam.
Aneh.
Mencintai insan yang belum ada.
Seandainya seorang anak muda, termenung sedih di jendela angan-angan, runsing menanggung rindu kepada bakal isteri, yang orangnya belum ada... itu sudah menjadi satu kegilaan. Di luar kebiasaan. Perlukan rawatan.
Tetapi tidakkah Nabi sallallaahu 'alayhi wa sallam juga mengungkapkan cinta yang di luar kebiasaan itu? Kematian yang pasti, menjadikan Baginda pasti bahawa peluang untuk bertemu dengan orang-orang beriman di masa-masa mendatang itu mustahil. Tidak kiralah bagaimana rupa mereka, di mana mereka berada, bagaimana keadaannya. Cukup sekadar mengetahui bahawa mereka itu beriman, malah beriman tanpa pernah bertemu dengannya, sudah menyuburkan rasa cinta.
Cinta luar biasa.
Cinta yang menjadikan Baginda sallallaahu 'alayhi wa sallam itu berkorban segala-galanya. Cinta itulah yang melimpah dan terus melimpah, hingga kamu yang hidup 1000 tahun selepas pemergiannya, biar sesudut Ceruk Tok Kun sekali pun beradanya kamu, tiada rumah yang tidak diketuk cinta Nabi.
SENYUMAN PERPISAHAN
Tiga hari Baginda sallallaahu 'alayhi wa sallam tidak mampu hadir berjamaah dengan kekasih-kekasih Baginda di masjid. Sakit kepala dan demam baginda semakin menjadi-jadi.
Subuh Isnin, 12 Rabi'ul Awwal tahun ke 11H,
Tatkala Abu Bakr radhiyallaahu 'anhu membetulkan saf untuk mengimamkan solat, Baginda sallallaahu 'alayhi wa sallam menyelak tabir yang memisahkan bilik Baginda dan ruang solat di Masjid.
"Sungguh takjub. Wajah Baginda seperti lembaran mushaf. Rasulullah sallallaahu alayhi wa sallam semasa memerhatikan kami, Baginda tersenyum dan ketawa kecil. Kami terlalu gembira melihat wajah itu. Abu Bakr sendiri berundur kerana menyangkakan Baginda mahu mengimamkan solat kami. Tetapi Rasulullah sallallaahu 'alayhi wa sallam mengisyaratkan agar kami memula dan menyempurnakan solat," kata Anas bin Malik, Radhiyallahu 'anhu.
Wajah itu mengubat rindu mereka.
Tiga hari yang hilang warna dan sepi.
Tabir dilabuhkan dan kaum Muslimin meneruskan solat.
Senyuman Baginda itu penuh cinta dan kasih. Senyuman yang kaya dengan kepuasan melihat kaum Muslimin.
Sangka mereka itu senyum kesembuhan.
Rupa-rupanya ia adalah senyuman perpisahan...
Dhuha Isnin, 12 Rabi'ul Awwal tahun ke-11 Hijriah, Kekasih Allah itu pulang ke Teman Tingginya.
"Fee al-Rafeeq al-A'laa, Fee al-Rafeeq al-A'laa..." Baginda menghulurkan telunjuk kirinya ke langit.
"Kembali ke Teman yang Maha Tinggi, Kembali ke Teman yang Maha Tinggi" bibir itu lesu menuturkan sebuah pemergian.
Tangan itu rebah terkulai.
Basah dalam bejana air.
Seperti air mata sekalian umat yang ditinggalkannya.
Baginda wafat dalam jiwa yang penuh kasih sayang. Jiwa yang terselit di lubuk hatinya sebuah kerinduan.
Merindui saudara-saudaranya.
Kita.
SEBUAH PERTANYAAN CINTA
Justeru...
Bertepukkah tanganmu menyambut cinta yang agung itu?
Cintakah kamu kepada Pencinta yang agung itu?
Hati kecil itu tidak mampu berbohong.
Engkau tahu di mana cinta itu di hatimu....
"Tidak sempurna iman sesiapa di kalangan kamu sehinggalah diriku lebih dikasihinya berbanding kasih kepada orang tuanya dan anak bahkan sekalian manusia" [riwayat al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’ie dan Ibn Majah]
petikan:
ABU SAIF @ www.saifulislam.com
68000 AMPANG
Suasana hening di pinggiran perkuburan al-Baqi'. Merenung tempat semadi para mukminin yang telah pergi, dan pasti Baginda juga akan menyertai mereka, seperti kita semua.
"Bukankah kami ini juga saudara-saudaramu wahai utusan Allah?" para sahabat melontarkan soalan.
Persoalan.
Jika Nabi sallallaahu 'alayhi wa sallam merindukan saudara-saudaranya, apakah ada saudara yang lain selain mereka, para sahabat?
"Kalian adalah sahabatku. Ada pun saudara-saudaraku yang kumaksudkan, mereka adalah orang-orang beriman yang belum ada!" jawab Rasulullah sallallaahu 'alayhi wa sallam.
Aneh.
Mencintai insan yang belum ada.
Seandainya seorang anak muda, termenung sedih di jendela angan-angan, runsing menanggung rindu kepada bakal isteri, yang orangnya belum ada... itu sudah menjadi satu kegilaan. Di luar kebiasaan. Perlukan rawatan.
Tetapi tidakkah Nabi sallallaahu 'alayhi wa sallam juga mengungkapkan cinta yang di luar kebiasaan itu? Kematian yang pasti, menjadikan Baginda pasti bahawa peluang untuk bertemu dengan orang-orang beriman di masa-masa mendatang itu mustahil. Tidak kiralah bagaimana rupa mereka, di mana mereka berada, bagaimana keadaannya. Cukup sekadar mengetahui bahawa mereka itu beriman, malah beriman tanpa pernah bertemu dengannya, sudah menyuburkan rasa cinta.
Cinta luar biasa.
Cinta yang menjadikan Baginda sallallaahu 'alayhi wa sallam itu berkorban segala-galanya. Cinta itulah yang melimpah dan terus melimpah, hingga kamu yang hidup 1000 tahun selepas pemergiannya, biar sesudut Ceruk Tok Kun sekali pun beradanya kamu, tiada rumah yang tidak diketuk cinta Nabi.
SENYUMAN PERPISAHAN
Tiga hari Baginda sallallaahu 'alayhi wa sallam tidak mampu hadir berjamaah dengan kekasih-kekasih Baginda di masjid. Sakit kepala dan demam baginda semakin menjadi-jadi.
Subuh Isnin, 12 Rabi'ul Awwal tahun ke 11H,
Tatkala Abu Bakr radhiyallaahu 'anhu membetulkan saf untuk mengimamkan solat, Baginda sallallaahu 'alayhi wa sallam menyelak tabir yang memisahkan bilik Baginda dan ruang solat di Masjid.
"Sungguh takjub. Wajah Baginda seperti lembaran mushaf. Rasulullah sallallaahu alayhi wa sallam semasa memerhatikan kami, Baginda tersenyum dan ketawa kecil. Kami terlalu gembira melihat wajah itu. Abu Bakr sendiri berundur kerana menyangkakan Baginda mahu mengimamkan solat kami. Tetapi Rasulullah sallallaahu 'alayhi wa sallam mengisyaratkan agar kami memula dan menyempurnakan solat," kata Anas bin Malik, Radhiyallahu 'anhu.
Wajah itu mengubat rindu mereka.
Tiga hari yang hilang warna dan sepi.
Tabir dilabuhkan dan kaum Muslimin meneruskan solat.
Senyuman Baginda itu penuh cinta dan kasih. Senyuman yang kaya dengan kepuasan melihat kaum Muslimin.
Sangka mereka itu senyum kesembuhan.
Rupa-rupanya ia adalah senyuman perpisahan...
Dhuha Isnin, 12 Rabi'ul Awwal tahun ke-11 Hijriah, Kekasih Allah itu pulang ke Teman Tingginya.
"Fee al-Rafeeq al-A'laa, Fee al-Rafeeq al-A'laa..." Baginda menghulurkan telunjuk kirinya ke langit.
"Kembali ke Teman yang Maha Tinggi, Kembali ke Teman yang Maha Tinggi" bibir itu lesu menuturkan sebuah pemergian.
Tangan itu rebah terkulai.
Basah dalam bejana air.
Seperti air mata sekalian umat yang ditinggalkannya.
Baginda wafat dalam jiwa yang penuh kasih sayang. Jiwa yang terselit di lubuk hatinya sebuah kerinduan.
Merindui saudara-saudaranya.
Kita.
SEBUAH PERTANYAAN CINTA
Justeru...
Bertepukkah tanganmu menyambut cinta yang agung itu?
Cintakah kamu kepada Pencinta yang agung itu?
Hati kecil itu tidak mampu berbohong.
Engkau tahu di mana cinta itu di hatimu....
"Tidak sempurna iman sesiapa di kalangan kamu sehinggalah diriku lebih dikasihinya berbanding kasih kepada orang tuanya dan anak bahkan sekalian manusia" [riwayat al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’ie dan Ibn Majah]
petikan:
ABU SAIF @ www.saifulislam.com
68000 AMPANG
NA O Mei?
alhamdulillah
tika aku menulis, baru pulang ke kenduri doa aselamat rumah sahabat di Perth. subhanallah!sungguh, rasa meriah!tinggi harapan, agar ukhwah yang bermula akan terus berputik kerana Nya. ameen!
im still waiting for tomorow, another big event for MISWA for the new chapter of 2010; Maulidur Rasul after 'program sambutan pelajar baru Perth'. Tugas yang agak berat bila diminta oleh AJK2 untuk menjadi salah seorang panel forum esok dengan tajuk ; 'Peribadi Muslim di Perantauan'. Allah!apalah yang ada pada akhlak ku untuk dibandingkan dengan orang lain yang hebat2 sokmo...bingung.
namun, Allah itu maha Memberi dan mengingatkan hambaNya untuk ADA sifat MEMBERI melalui ayat2 dalam KitabNya. subhanallah!Maha Suci Allah..
Hiduplah memberi dengan sebanyak2nya...berilah dengan KASIH SAYANG.
InsyaAllah, dengan ayat-ayat itu mampu memberi ku peringatan untuk terus memberi walaupun sekecil2 benda. Moga ianya dapat dimanfaatkan...
Masih lagi bingung...tak tahu untuk memberi apa?a few notes have been jotted down. All without explanations. sigh~
Allah, i need ENERGY to generate more ideas...and MORE!Moga Allah membantu...ameen!
Hati berdoa; ya Allah, KAU mudahkan urusan ku pada hari esok. moga majlis kami berlalu dengan baik...ameen ya Rabb!
Menggigil..
p/s: Salam Maulidur Rasul...moga selawat yang kita cuba perbanyakkan hari ini tidak terputus hingga ke ahir hayat kita.InsyaAllah...
having such a great moment with the newcomers and friends..welcome guys~;)
tika aku menulis, baru pulang ke kenduri doa aselamat rumah sahabat di Perth. subhanallah!sungguh, rasa meriah!tinggi harapan, agar ukhwah yang bermula akan terus berputik kerana Nya. ameen!
im still waiting for tomorow, another big event for MISWA for the new chapter of 2010; Maulidur Rasul after 'program sambutan pelajar baru Perth'. Tugas yang agak berat bila diminta oleh AJK2 untuk menjadi salah seorang panel forum esok dengan tajuk ; 'Peribadi Muslim di Perantauan'. Allah!apalah yang ada pada akhlak ku untuk dibandingkan dengan orang lain yang hebat2 sokmo...bingung.
namun, Allah itu maha Memberi dan mengingatkan hambaNya untuk ADA sifat MEMBERI melalui ayat2 dalam KitabNya. subhanallah!Maha Suci Allah..
Hiduplah memberi dengan sebanyak2nya...berilah dengan KASIH SAYANG.
InsyaAllah, dengan ayat-ayat itu mampu memberi ku peringatan untuk terus memberi walaupun sekecil2 benda. Moga ianya dapat dimanfaatkan...
Masih lagi bingung...tak tahu untuk memberi apa?a few notes have been jotted down. All without explanations. sigh~
Allah, i need ENERGY to generate more ideas...and MORE!Moga Allah membantu...ameen!
Hati berdoa; ya Allah, KAU mudahkan urusan ku pada hari esok. moga majlis kami berlalu dengan baik...ameen ya Rabb!
Menggigil..
p/s: Salam Maulidur Rasul...moga selawat yang kita cuba perbanyakkan hari ini tidak terputus hingga ke ahir hayat kita.InsyaAllah...
having such a great moment with the newcomers and friends..welcome guys~;)
Sunday, February 7, 2010
Yes, I want to be your second wife (for this case only)
"Awak sudi jadi isteri kedua saya?" tanya Ubay tegas dan yakin.Tiba-tiba mata Fulanah merah, air mata mula bergelinang di kelopak bawah.
"Tak sangka awak sudah beristeri! Awak jahat! Sanggup mempermainkan hati saya. Awak ingat saya tiada maruah? Hah!" pekik Fulanah dengan suara tersekat-sekat.
Mata Ubay liar melihat kiri kanan, mungkin ada sesiapa yang memandang perlakuan dia dan Fulanah. Bukan takutkan pandangan manusia, tetapi lagak Fulanah langsung tidak selari dengan penampilannya.
"Saya ingat kita lama berkawan, awak masih bujang. Tapi rupa-rupanya… " Fulanah mula sebak.
"Tak. Maksud saya…"
"Sudah! Jangan bermulut manis lagi. Cukup!" potong Fulanah dengan kasar.
"Awak nampak macam alim, tapi sanggup menipu saya. Dan awak sanggup melamar saya menjadi isteri kedua awak. Awak ingat saya ni siapa?" suara Fulanah semakin tinggi, setinggi egonya.
Ubay diam seribu bahasa. Dia sudah tahu `Fulanah' di sebalik Fulanah yang dia kenal selama ini. Fulanah bergegas dari situ sambil mengelap air mata dengan tudung labuhnya berwarna kuning. Dalam hatinya, Ubay seolah-olah menghinanya apabila memujuknya untuk bermadu. Ubay muram. Namun masih terselit kekecewaan di sudut hatinya. Kekasih hatinya belum bersedia rupa-rupanya.
"Ada hikmah," bisik hati kecil Ubay , sekecil pandangannya terhadap Fulanah.
Hujung minggu berjalan seperti biasa. Program-program dakwah menyibukkan jadual Ubay sebagai seorang muslim yang beramal dengan apa yang diyakininya. Duitnya banyak dihabiskan untuk memenuhi tuntutan dakwah yang seringkali memerlukan pengorbanan yang tidak berbelah bahagi. Namun, hatinya tegas dan yakin bahawa inilah jalannya. Jalan yang membawa dia menemui Tuhannya dengan hati yang tenang serta bahagia di hari kelak. Keyakinan serta keaktifan Ubay berdakwah sedikit sebanyak memenangi hati gadis-gadis dalam persatuannya. Malah, Ubay dilihat sebagai calon suami yang bakal memandu keluarganya nanti ke arah memperjuangkan agama yang dianutinya sejak sekian lama.
Sudah terlalu ramai muslimah yang menaruh hati padanya, namun, Fulanah terlebih dahulu rapat dan memenangi hati Ubay . Bagi Fulanah, Ubay seperti pelengkap kepada dirinya. Namun, hanya sehingga saat Ubay melamarnya menjadi isteri kedua. Ubay masih lagi aktif dalam dakwah meskipun hubungannya dengan Fulanah nampak seperti tiada jalan penyelesaian. Dia mahu berbaik dengan Fulanah, namun sikap Fulanah yang keras dan kurang memahami erti dakwah membantutkan usaha Ubay tersebut.
Bagi Fulanah, Ubay tak ubah seperti lelaki lain. Gerak kerja dakwah Ubay berjalan seperti biasa. Siangnya ke hulu kehilir memenuhi program serta amal jariah kepada masyarakat. Malamnya sibuk dengan mesyuarat dengan sahabat-sahabat seangkatannya. Ubay semakin percaya jalan dakwahnya, sama sekali dia tidak akan berganjak dari jalan ini hatta datang ancaman sebesar gunung sekalipun. Dia terlalu matang, jauh sekali daripada pemikiran pendakwah lain yang semudanya. Namun, Allah s.w.t. Maha Mengetahui lagi Maha Pemurah. Sekali lagi Dia menghantar seorang perempuan bagi menguji Ubay – sama ada dia menjadi pemangkin atau perencat bagi dakwah Ubay .
Suatu petang dalam suatu program dakwah di sebuah madrasah, Ubay dikejutkan dengan luahan ikhlas dari sahabat lamanya, Humayra’. Ubay sekali lagi gusar takut-takut Humayra’ tidak dapat menjadi sayap kiri perjuangannya selepas berumahtangga nanti. Isteri pertamanya sudah pasti membawa Ubay menemui Tuhannya, namun, Humayra’ yang kurang dikenalinya adakah sama seperti Fulanah atau tidak? Ubay bercelaru, tetapi tidak bermakna lamaran Humayra’ ditolak. Dia meminta sedikit masa untuk memikirkan keputusan tersebut. Setelah merisik pemikiran Humayra’ daripada beberapa sahabat terdekatnya, Ubay berjumpa dengan Humayra’ bertemankan sahabat baiknya.
Dengan tegas dan yakin, sekali lagi Ubay mengulangi soalan yang pernah ditanya kepada Fulanah.
"Awak sudi jadi isteri kedua saya?" tanya Ubay tanpa segan silu.
"Sudi," jawab Humayra’ ringkas.
"Er, betul ke ni?" tergagap Ubay menerima jawapan Humayra’ yang tenang dan yakin.
Humayra’ mengangguk kepalanya sedikit. Langsung tiada rasa takut mahupun kecewa apabila lamaran sebagai isteri kedua yang dilafazkan oleh Ubay .
"Kenapa saya?" tanya Ubay ingin tahu.
"Saya ingin membantu gerak kerja dakwah awak," jawab Humayra’ yakin tetapi sedikit malu.
"Baiklah," jawab Ubay tersenyum.
Akhirnya, Ubay dikurniakan sayap kiri yang sangat membantu dalam gerak kerja dakwahnya selama ini. Setelah seminggu mendirikan rumahtangga bersama Humayra’, Ubay terasa dakwahnya semakin laju. Jadualnya senang, pakaiannya dijaga, makannya disedia. Malah, Humayra’ sangat membantu gerak kerja Ubay semampu mungkin. Setiap kali turun ke lapangan untuk berdakwah, Ubay membawa Humayra’ untuk membantu kerja dakwah seadanya. Kadang-kala letih menyinggah Humayra’. Suaminya terlalu kerap keluar berdakwah, seperti mesin yang tiada hayat. Namun, inilah yang dia yakini sebelum berkahwin dengan Ubay . Membantu suami melancarkan gerak kerja dakwah. Humayra’ juga berjaga-jaga takut dirinya pula yang menjadi pembantut atau penghalang dakwah suaminya.
"Abang, saya nak tanya boleh?" sapa Humayra’ dalam kereta sewaktu dalam perjalanan ke sebuah program dakwah.
"Ye sayang?" jawab Ubay sambil memandu.
"Abang tak pernah pun bawa saya jumpa isteri pertama abang," luah Humayra’ yang sangat teringin berjumpa dengan madunya.
"Dah sampai sana nanti, kita akan jumpa," Ubay menoleh sedikit ke arah Humayra’, sambil tersenyum.
"Yeke? Dia datang program tu rupanya," jawab Humayra’ riang.
Hatinya berdebar ingin berjumpa madunya yang banyak membantu Ubay dalam gerak kerja dakwah. Di sudut kecil Humayra’, dia merendah diri kerana usahanya membantu dakwah suaminya hanya sedikit berbanding dengan isteri pertama Ubay yang banyak membantu selama ini. Tidak hairanlah Ubay aktif dalam dakwah sebelum ini.
"Kita dah sampai," Ubay membuka pintu keretanya sambil memegang beg berisi fail di tangannya.
Ubay berdiri, mengadap ke arah sebuah khemah di hadapan masjid, lalu menoleh ke arah Humayra’ yang berdiri di sebelah kiri kereta.
"Itu isteri pertama abang," Ubay menuding jari ke arah khemah tersebut
"Mana bang?" Humayra’ mengecilkan matanya, fokusnya mencari arah jari Ubay .
"Tak nampak pun," Humayra’ meninggikan sedikit hadapan kakinya.
"Siapa nama isteri pertama abang?" Humayra’ sangat berdebar.
Ubay tersenyum lebar, memandang Humayra’ penuh tenang.
"PERJUANGAN, " jawab Ubay .
kalau isteri/ suami itu disinonimkan dengan komitmen, perjuangan itu adalah pasangan kita yang ke berapa?
dipetik dari seorang sahabat~
"Tak sangka awak sudah beristeri! Awak jahat! Sanggup mempermainkan hati saya. Awak ingat saya tiada maruah? Hah!" pekik Fulanah dengan suara tersekat-sekat.
Mata Ubay liar melihat kiri kanan, mungkin ada sesiapa yang memandang perlakuan dia dan Fulanah. Bukan takutkan pandangan manusia, tetapi lagak Fulanah langsung tidak selari dengan penampilannya.
"Saya ingat kita lama berkawan, awak masih bujang. Tapi rupa-rupanya… " Fulanah mula sebak.
"Tak. Maksud saya…"
"Sudah! Jangan bermulut manis lagi. Cukup!" potong Fulanah dengan kasar.
"Awak nampak macam alim, tapi sanggup menipu saya. Dan awak sanggup melamar saya menjadi isteri kedua awak. Awak ingat saya ni siapa?" suara Fulanah semakin tinggi, setinggi egonya.
Ubay diam seribu bahasa. Dia sudah tahu `Fulanah' di sebalik Fulanah yang dia kenal selama ini. Fulanah bergegas dari situ sambil mengelap air mata dengan tudung labuhnya berwarna kuning. Dalam hatinya, Ubay seolah-olah menghinanya apabila memujuknya untuk bermadu. Ubay muram. Namun masih terselit kekecewaan di sudut hatinya. Kekasih hatinya belum bersedia rupa-rupanya.
"Ada hikmah," bisik hati kecil Ubay , sekecil pandangannya terhadap Fulanah.
Hujung minggu berjalan seperti biasa. Program-program dakwah menyibukkan jadual Ubay sebagai seorang muslim yang beramal dengan apa yang diyakininya. Duitnya banyak dihabiskan untuk memenuhi tuntutan dakwah yang seringkali memerlukan pengorbanan yang tidak berbelah bahagi. Namun, hatinya tegas dan yakin bahawa inilah jalannya. Jalan yang membawa dia menemui Tuhannya dengan hati yang tenang serta bahagia di hari kelak. Keyakinan serta keaktifan Ubay berdakwah sedikit sebanyak memenangi hati gadis-gadis dalam persatuannya. Malah, Ubay dilihat sebagai calon suami yang bakal memandu keluarganya nanti ke arah memperjuangkan agama yang dianutinya sejak sekian lama.
Sudah terlalu ramai muslimah yang menaruh hati padanya, namun, Fulanah terlebih dahulu rapat dan memenangi hati Ubay . Bagi Fulanah, Ubay seperti pelengkap kepada dirinya. Namun, hanya sehingga saat Ubay melamarnya menjadi isteri kedua. Ubay masih lagi aktif dalam dakwah meskipun hubungannya dengan Fulanah nampak seperti tiada jalan penyelesaian. Dia mahu berbaik dengan Fulanah, namun sikap Fulanah yang keras dan kurang memahami erti dakwah membantutkan usaha Ubay tersebut.
Bagi Fulanah, Ubay tak ubah seperti lelaki lain. Gerak kerja dakwah Ubay berjalan seperti biasa. Siangnya ke hulu kehilir memenuhi program serta amal jariah kepada masyarakat. Malamnya sibuk dengan mesyuarat dengan sahabat-sahabat seangkatannya. Ubay semakin percaya jalan dakwahnya, sama sekali dia tidak akan berganjak dari jalan ini hatta datang ancaman sebesar gunung sekalipun. Dia terlalu matang, jauh sekali daripada pemikiran pendakwah lain yang semudanya. Namun, Allah s.w.t. Maha Mengetahui lagi Maha Pemurah. Sekali lagi Dia menghantar seorang perempuan bagi menguji Ubay – sama ada dia menjadi pemangkin atau perencat bagi dakwah Ubay .
Suatu petang dalam suatu program dakwah di sebuah madrasah, Ubay dikejutkan dengan luahan ikhlas dari sahabat lamanya, Humayra’. Ubay sekali lagi gusar takut-takut Humayra’ tidak dapat menjadi sayap kiri perjuangannya selepas berumahtangga nanti. Isteri pertamanya sudah pasti membawa Ubay menemui Tuhannya, namun, Humayra’ yang kurang dikenalinya adakah sama seperti Fulanah atau tidak? Ubay bercelaru, tetapi tidak bermakna lamaran Humayra’ ditolak. Dia meminta sedikit masa untuk memikirkan keputusan tersebut. Setelah merisik pemikiran Humayra’ daripada beberapa sahabat terdekatnya, Ubay berjumpa dengan Humayra’ bertemankan sahabat baiknya.
Dengan tegas dan yakin, sekali lagi Ubay mengulangi soalan yang pernah ditanya kepada Fulanah.
"Awak sudi jadi isteri kedua saya?" tanya Ubay tanpa segan silu.
"Sudi," jawab Humayra’ ringkas.
"Er, betul ke ni?" tergagap Ubay menerima jawapan Humayra’ yang tenang dan yakin.
Humayra’ mengangguk kepalanya sedikit. Langsung tiada rasa takut mahupun kecewa apabila lamaran sebagai isteri kedua yang dilafazkan oleh Ubay .
"Kenapa saya?" tanya Ubay ingin tahu.
"Saya ingin membantu gerak kerja dakwah awak," jawab Humayra’ yakin tetapi sedikit malu.
"Baiklah," jawab Ubay tersenyum.
Akhirnya, Ubay dikurniakan sayap kiri yang sangat membantu dalam gerak kerja dakwahnya selama ini. Setelah seminggu mendirikan rumahtangga bersama Humayra’, Ubay terasa dakwahnya semakin laju. Jadualnya senang, pakaiannya dijaga, makannya disedia. Malah, Humayra’ sangat membantu gerak kerja Ubay semampu mungkin. Setiap kali turun ke lapangan untuk berdakwah, Ubay membawa Humayra’ untuk membantu kerja dakwah seadanya. Kadang-kala letih menyinggah Humayra’. Suaminya terlalu kerap keluar berdakwah, seperti mesin yang tiada hayat. Namun, inilah yang dia yakini sebelum berkahwin dengan Ubay . Membantu suami melancarkan gerak kerja dakwah. Humayra’ juga berjaga-jaga takut dirinya pula yang menjadi pembantut atau penghalang dakwah suaminya.
"Abang, saya nak tanya boleh?" sapa Humayra’ dalam kereta sewaktu dalam perjalanan ke sebuah program dakwah.
"Ye sayang?" jawab Ubay sambil memandu.
"Abang tak pernah pun bawa saya jumpa isteri pertama abang," luah Humayra’ yang sangat teringin berjumpa dengan madunya.
"Dah sampai sana nanti, kita akan jumpa," Ubay menoleh sedikit ke arah Humayra’, sambil tersenyum.
"Yeke? Dia datang program tu rupanya," jawab Humayra’ riang.
Hatinya berdebar ingin berjumpa madunya yang banyak membantu Ubay dalam gerak kerja dakwah. Di sudut kecil Humayra’, dia merendah diri kerana usahanya membantu dakwah suaminya hanya sedikit berbanding dengan isteri pertama Ubay yang banyak membantu selama ini. Tidak hairanlah Ubay aktif dalam dakwah sebelum ini.
"Kita dah sampai," Ubay membuka pintu keretanya sambil memegang beg berisi fail di tangannya.
Ubay berdiri, mengadap ke arah sebuah khemah di hadapan masjid, lalu menoleh ke arah Humayra’ yang berdiri di sebelah kiri kereta.
"Itu isteri pertama abang," Ubay menuding jari ke arah khemah tersebut
"Mana bang?" Humayra’ mengecilkan matanya, fokusnya mencari arah jari Ubay .
"Tak nampak pun," Humayra’ meninggikan sedikit hadapan kakinya.
"Siapa nama isteri pertama abang?" Humayra’ sangat berdebar.
Ubay tersenyum lebar, memandang Humayra’ penuh tenang.
"PERJUANGAN, " jawab Ubay .
kalau isteri/ suami itu disinonimkan dengan komitmen, perjuangan itu adalah pasangan kita yang ke berapa?
dipetik dari seorang sahabat~
Subscribe to:
Posts (Atom)